Senin, 28 November 2011

SENYUM

Oleh: Ag. Budi Susanto, S.Pd.

Suatu saat apabila kita bertemu dengan teman yang sudah lama tidak jumpa dalam suatu pesta pernikahan atau ulang tahun atau acara lainnya dalam suasana resmi, perasaan kita tentu sangat gembira. Namun kegembiraan tersebut tidak mungkin kita wujudkan dengan berteriak. Cukuplah kita hanya saling melemparkan senyum saja. Barulah setelah ada kesempatan kita saling menghampiri.

Senyum menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah semacam tertawa yang tidak bersuara. Senyum hanyalah merupakan gerakan bibir dan gerakan mulut saja. Senyum ini pada dasarnya dapat kita pakai sebagai alat komunikasi yang menyatakan perasaan gembira, perasaan sedih atau ungkapan berterima kasih.

Charlei Chaplin pernah berkata bahwa senyum itu memiliki harga yang lebih dari sejuta dollar dan senyum sangat mudah untuk menggambarkan kepribadian seseorang. Padahal tersenyum merupakan sesuatu yang sangat mudah dilakukan oleh siapapun. Tersenyum juga tidak memerlukan biaya yang sangat mahal. Tersenyum juga dapat dijadikan sesuatu yang istimewa.

Sebuah lagu mengingatkan kepada kita betapa pentingnya senyum. “Bila bebanmu terasa berat, bila langkahmu terlalu penat. Bila penyakit menyerang dikau, bila harapan itu tiada lagi, bila manusiakan mengecewakan, bila hidupmu sangat tertekan maka hadapilah dengan senyum. Sebab Tuhan adalah pembelamu, sebab Tuhan adalah Penolongmu dan jangan kau bimbang akan semuanya, hadapilah dengan senyum.”

Syair tersebut cukup bagus untuk kita renungkan. Tuhan sangat memberikan penghiburan di waktu kita menghadapi cobaan-cobaan hidup ini. Cobaan-cobaan tersebut harus kita hadapi dengan sentum. Senyum akan mampu meringankan penmderitaan yang kita hadapi.

Lewat syair tersebut juga mampu mengingatkan kita tentang suatu ungkapan yang sering kita dengarkan dalam kehidupan kita sehari-hari. “Orang yang banyak senyum maka akan awet muda.” Hal ini dapat kita kritisi bahwa senyum mampu meringankan cobaan-cobaan hidup ini. Senyum mampu memberikan penghiburan terhadap kita atas cobaan-cobaan hidup ini, sehingga penderitaan kita seolah akan berkurang. Penderitaan yang berkurang membuat diri kita lebih tenang menjalani hidup.

Kalau kita sering memberikan senyum kepada teman atau orang yang baru kita kenal, maka akan timbul rasa senang dan yakinlah bahwa kita akan disenangi mereka. Kita akan mempunyai banyak teman dan orang lain akan menghormati kita. Hal ini akan membuat kita merasa tidak dikucilkan.

Berbicara masalah senyum makan tidak akan lepas dari kelemah-lembutan. Karena itu lain senyum akan lain pula maknanya. Seorang siswa terlihat tersenyum ketika kawan-kawannya yang berada di depan papan pengumuman menanyakan apakah dia lulus ujian atau tidak. Senyuman tersebut oleh teman yang lain dapat ditangkap maknanya bahwa teman mereka itu lulus ujian.

Budi seorang pelajar naksir seorang gadis yang bernama Wati. Budi mengajak Wati untuk nonton. Wati tidak menjawab hanya melemparkan senyum yang manis karena malu dengan teman-temannya. Budi tanggap bahwa senyum yang dilemparkan Wati ini menunjukkan , Wati menyetujui ajakan Budi untuk nonton.

Seorang teman baru saja keluar dari kamar ICU Rumah Sakit, saya bertanya “Bagaimana keadaan sakit kakekmu?” Bibir teman tersebut hanya tersenyum sedikit dan matanya sayup memandangiku. Air matanya mulai membasahi pipinya. Senyuman yang dilemparkan teman tersebut dapat diduga bahwa kakeknya telah meninggal dunia.

Beberapa waktu yang lalu ketika aku tiba di terminal dan melihat seorang wanita yang berkain kumal sedang membaca Koran dengan tulisan terbalik. Kemudian dia melemparkan senyum kepadaku dan melihatku. Menghadapi hal tersebut saya harus berhati-hati. Sebab orang yang saya hadapi ini adalah orang yang kurang ingatan atau abnormal.

Senyum pada dasarnya banyak manfaatnya dan arti senyum tersebut dapat kita lihat melalui ekspresi dan keadaan orang yang melemparkan senyum.

*) Guru SMA Pangudi Luhur “St Louis IX” Sedayu

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

MENUMBUHKAN RASA OPTIMISME PADA SISWA

Oleh: Ag. Budi Susanto, S.Pd.

Posisi guru sangatlah strategis dalam dalam meningkatkan kwalitas pendidikan. Untuk mencapai hal tersebut maka profesionalitas guru haruslah selalu ditingkatkan. Peningkatan profesionalitas guru dapat dilakukan denganberbagai macam. Misalnya pemerintah mengadakan program sertifikasi bagi guru. Para guru yang berhak menyandang sebagai guru profesional harus melalui tahapan dengan uji portofolio maupun jalur pendidikan.

Idealnya guru yang sudah memiliki gelar guru profesional tentunya harus banyak perubahan dalam menjalani profesinya. Mereka harus sungguh-sungguh memiliki kemampuan mengajar yang lebih baik. Walaupun pada prisipnya keberhasilan pendidikan juga salah satunya ditentukan oleh siswa sendiri.

Agar para siswa sungguh menyadari akan tujuan mereka belajar salah satu yang bisa kita tanamkan pada diri mereka adalah penanaman rasa optimisme bagi mereka. Ketika mereka memiliki rasa optimisme yang kuat jelas keberhasilan mereka akan lebih baik. Mereka menatap masa depan yang lebih baik, mereka belajar memiliki harapan kelak akan menjadi orang yang berhasil.

Kembali kita tengok pesan para orangtua kepada anaknya ketika menempuh pendidikan. “Kamu harus jadi orang yang lebih berhasil dari pada orang tuamu!” Ketika orang tuanya sebagai buruh tani maka diharapkan anaknya jadi pemilik pertanian. Ketika orang tuanya sebagai pesuruh anaknya diharapkan bisa jadi tata usaha atau guru. Gambaran tersebut sebenarnya kalau kita kritisi sungguh orangtua sangat kuat menanamkan rasa optimisme bagi para anaknya.

Lalu bagaimana seorang guru dalam menanamkan rasa optimisme kepada para siswanya? Siswa kita datang dari berbagai latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Mereka ada dari keluarga kaya dan terpandang tetapi juga ada dari keluarga yang kurang mampu. Bagi mereka yang dari keluarga terpandang atau orangtuanya kaya fasilitas terpenuhi seolah untuk mencapai suatu perubahan akan mudah. Mereka memiliki kesempatan menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Namun tentuya tidak jarang ada diantara mereka yang tidak menyadari akan dukungan dari orangtuanya.

Guru yang bijaksana harus mampu menyadarkan mereka akan pentingnya belajar. Kekayaan orangtua tidak selamanya akan menjamin masa depannya. Siswa harus sungguh-sungguh mempersiapkan dari sekarang untuk masa depannya. Belajar adalah tugas utamanya tanpa itu masa depan yang lebih baik tidak akan tergapai.

Sedangkan bagi siswa yang dari keluarga yang kurang mampu atau kemampuan akademik siswa yang kurang, tugas guru untuk menanamkan rasa optimisme sangatlah diharapkan. Kita harus selalu memberikan motivasi kepada mereka bahwa masalah kekayaan dan fasilitas yang serba lengkap belum tentu menjamin masa depan. Kemauan siswa untuk belajar dan belajar adalah modal utama keberhasilan hidup. Dengan fasilitas terbatas bukanlah penghambat keberhasilan dalam belajar untuk masa depan. Misalnya guru berusaha menguatkan mereka dengan memberikan contoh-contoh tokoh yang berhasil dari keluarga yang sederhana. Tentunya banyak tokoh nasional atau dunia yang berhasil berangkat dari keluarga tidak mampu.

Bagi siswa yang kurang bagus dalam bidang akademik sangatlah penting untuk selalu kita tanamkan rasa optimisme kepada mereka. Kita jangan sekali-sekali mengatakan kata bodoh, tolol, dan sebaginya. Kata-kata tersebut akan mematikan semangat mereka. Mungkin akan lebih baik kalau kita mengatakan kamu hanya kurang semangat dalam belajar atau coba kamu belajar lebih giat lagi. Dengan kata-kata tersebut siswa akan merasa bahwa dirinya dimanusiakan. Hal ini akan berpengaruh dalam semangat belajar mereka.

Seorang guru yang mampu memberikan motivasi kepada para siswanya dalam belajar tentunya siswa akan memandang bahwa masa depannya ditentukan dari dirinya sendiri, merekalah layak sebagai guru yang profesional. Siswapun akan merasa senang dengan guru. Maka tugas kita yang lain sebagai guru mengajarkan ilmu pengetahuan akan mudah diserap oleh para siswa. Siswa akan memiliki semangat belajar yang bagus. Keberhasailan dalam proses belajar mengajar akan tercapai dengan maksimal. Semoga!!!!!!!!!!!!!!!!!

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Ag. Budi Susanto, S.Pd.

Guru SMA PL ”St Louis IX” Sedayu

Jln Wates KM 12 Sedayu Bantul Yogyakarta

Jumat, 25 November 2011

MENCIPTAKAN SUASANA PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN

Oleh: Ag. Budi Susanto S.Pd.

Sekolah merupakan tempat untuk menumbuh-kembangkan siswa. Diharapkan dengan menempuh pendidikan di sekolah kepribadian dan intelektual siswa semakin berkembang. Kepribadian yang matang akan membuat mereka mampu mandiri, bertanggungjawab, punya sikap menhargai, berjiwa sosial, tahu tata krama dan sebagainya. Sedangkan dengan intelektual yang matang mereka akan mampu berfikir kritis dan logis dalam menghadapi kehidupan.

Untuk mewujudkan manusia yang handal dalam kepribadian maupun intelektual, salah satunya harus didukung suasana pendidikan yang menyenangkan. Suasana ini membuat para siswa krasan di sekolah. Krasan dalam hal ini adalah adanya dorongan untuk mengikuti proses belajar mengajr di sekolah sehingga akan membantu proses belajar mengajar berjalan lancar dan optimal.

Usaha untuk menciptakan suasana pendidikan yang menyenangkan dapat dilakukan melalui lingkungan sekolah dan dalam proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan dengan menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan aman untuk belajar serta adanya sosok guru yang ngangeni.

Sekolah yang Nyaman dan Aman

Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan aman untuk belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sekolah yang aman dalam hal ini mengandung pengertian bahwa sekolah mampu menghindarkan pengaruh-pengaruh yang kurang baik bagi para siswa. Misalnya: mabuk-mabukan, penggunaan obat terlarang, tawuran antar pelajar dan tindakan-tindakan lainnya. Pencegahan yang dapat dilakukan sekolah di antaranya dengan penyuluhan maupun dengan kegiatan-kegiatan di luar kegiatan be;ajar mengajar.

Sekolah sebagai tempat yang nyaman untuk belajar dapat dilakukan dengan penyediaan fasilitas yang memadahi dan lingkngan yang menyenangkan. Misalnya adanya ruang baca yang nyaman, laboratorium yang lengkap, kantin yang memadahi, tersedianya buku-buku yang memadahi dan fasilitas lainnya. Lingkungan yang menyenangkan ini misalnya: lingkungan sekolah yang menarik, taman sekolah yang cukup rindang, ketersediaan udara yang bersih dan sebagainya. Kesemuanya ini akan membuat siswa semakin krasan untuk belajar atau berada di sekolah.

Guru yang Menarik

Kita sebagai guru harus sungguh-sungguh berusaha untuk menjadi guru yang menarik. Beberapa hal yang bisa kita lakukan antara lain: menghindarkan diri menjadi guru yang terkesan pemberi nasehat, mencurahakan perhatian kepada para siswa dan banyak menyelipkan humor-humor segar dalam proses belajar mengajar.

Guru yang banyak memeberi nasehat hanya akan terkesan membuang waktu. Nasehat yang kita ulang-ulang akan masuk ke telingan kiri keluar melalui teligan kanan. Mereka akan pura-pura takut dengan kita tetapi ketika di belakang akan meremehkan kita. Di sini justru kewibawaan kita menjadi turun. Hal yang dibutuhkan bagi mereka adalah keteladanan kita. Keteladanan dalam sikap, perbuatan dan tindakan kita baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Penuh pengertian dapat kita wujudkan dengan sikap mudah bergaul, mudah menyapa dan mudah menerima orang lain. Anak di dalam hal ini kita anggap sebagai teman. Sebagai seorang guru harus bisa menerima siswa apa adanya. Pilih kasih terhadap siswa harus kita buang jauh-jauh dari diri kita sebagai seorang guru yang juga pendidik. Sikap ini akan membuat siswa terkesn dengan kita.

Humor-humor segar dari kita perlu dilontarkan dalam proses belajar mengajar. Materi humor yang kita selipkan dapat diangkat dari kehidupan sekitar siswa. Humor ini mampu membuat siswa krasan untuk bersama dengan kita dalam belajar. Guru yang suka humor menarik atau ngangeni bagi siswa. Kehadiran kita akan selalu dinantikan di dalam kelas, prlajaranm kita menjadi menarik tentunya.

Menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang nyaman dan aman serta kita mencoba membuat siswa tertarik dengn kita mampu membangitkan rasa senang bagi para siswa. Mereka menjadi krasan untuk belajar di sekolah. Proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dab optimal. Semoga!!!!!!!!!!

Guru SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta

&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&

MENGENAL PRIBADI PESERTA DIDIK

Oleh: Ag. Budi Susanto, S.Pd.

Tugas guru tidak hanya sebatas memberikan pengajaran secara akademik sesuai dengan kurikulum semata. Akan tetapi, guru memiliki tanggungjawab yang kompleks, termasuk bagaimana mengembangkan kepribadian dan bakat masing-masing anak didik untuk mencapai kemajuan.

Oleh karena itu, mestinya keberhasilan guru tidak hanya diukur dari selesai tidaknya guru menyelesaikan target ajar sesuai kurikulum, tetapi juga seberapa jauh kwalitas output yang dihasilkannya. Materi yang diajarkan sesuai dengan target belum tentu menjamin keberhasilan para siswa. Namun karena dibenturkan dengan Ujian Nasional guru harus berlari mengejar materi.

Pendekatan Personal dan Intensif

Untuk mencapai peran guru yang ideal tersebut, salah satu hal yang harus dilakukan guru terhadap anak didik adalah kemauan memperhatikan secara personal dan intensif. Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui kepribadian dan keunikan setiap anak didik. Dengan demikian kita dapat mengarahkan perkembangan keunikan masing-masing anak didik Berkembangannya keunikan dari masing-masing anak didik ini mempunyai tujuan agar mereka mempunyai bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan nyata di dalam masyarakat.

Pada prinsipnya, pendidikan bukan hanya bertujuan untuk mencetak output yang pintar dan cerdas saja. Lebih dari itu, pendidikan juga mengusung tanggungjawab untuk menelorkan output yang pintar sekaligus baik dan berbudi. Untuk sampai ke arah itu, maka kita harus mengenal masing-masing anak didik.

Pengenalan masing-masing anak didik ini sangat penting agar secara pribadi kita dapat dekat dengan mereka. Adanya kedekatan kita dengan para anak didik akan menciptakan suatu kondisi yang baik sehingga proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan lancar.

Kontak dengan Anak Didik

Langkah awal yang bisa kita tempuh untuk mengenal anak didik , misalnya bagaimana guru dapat mengenal dengan baik nama msaing-masing anak didik. Memang hal ini terkesan sepele dan mudah dilakukan, padahal sebetulnya berawal dari sini maka pendekatan guru terhadap anak didik dalam rangka proses pendidikan itu dapat berlangsung dengan baik. Dalam hal ini guru harus melakukan kontak dengan anak didik, yang bisa dilakukan secara formal maupun informal. Akan tetapi pendekatan semacam ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dalam hal ini dedikasi dan totalitas kita sebagai guru benar-benar ditantang.

Dengan mengenal baik nama-nama peserta anak didik, kita sudah menciptakan suatu kondisi pengajaran yang kondusif. Kondisi tersebut selain mendorong anak didik semakin dekat dengan guru, anak didik juga merasa diperhatikan. Pada gilirannya, anak didik akan terdorong untuk mengenal guru sehingga tercipta suasana yang saling mengenal. Mereka tidak lagi menganggap kita sebagai guru yang galak, kolot, yang menakutkan, guru yang menyulitkan dan sebagainya.

Sering kita mendengar dari anak didik bahwa pelajaran matematika, kimia, fisika dan bahasa inggris menakutkan dan dianggap sulit oleh anak didik. Anggapan ini akan luntur bersama dengan situasi persahabatan yang telah tercipta. Dan bisa jadi sebaliknya, pelajaran tersebut justru bisa menjadi pelajaran yang cukup mengasyikan.

Sekali lagi, mengenal anak didik sangat diperlukan karena dalam proses belajar mengajar tidak hanya berupa pembelajaran bersifat akademik saja. Tetapi dalam proses belajar mengajar juga memuat tugas yang lebih tinggi, yakni membentuk kepribadian anak didik atau memanusiakan manusia muda (meminjam istilah Pendidikan Humanistik). Kalau kita tidak mengenal masing-masing anak didik bagaimana mungkin kita bisa membentuk pribai mereka?

*) Guru SMA Pangudi Luhur ”St Louis IX” Sedayu

&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&