SENYUM
Oleh: Ag. Budi Susanto, S.Pd.
Suatu saat apabila kita bertemu dengan teman yang sudah lama tidak jumpa dalam suatu pesta pernikahan atau ulang tahun atau acara lainnya dalam suasana resmi, perasaan kita tentu sangat gembira. Namun kegembiraan tersebut tidak mungkin kita wujudkan dengan berteriak. Cukuplah kita hanya saling melemparkan senyum saja. Barulah setelah ada kesempatan kita saling menghampiri.
Senyum menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah semacam tertawa yang tidak bersuara. Senyum hanyalah merupakan gerakan bibir dan gerakan mulut saja. Senyum ini pada dasarnya dapat kita pakai sebagai alat komunikasi yang menyatakan perasaan gembira, perasaan sedih atau ungkapan berterima kasih.
Charlei Chaplin pernah berkata bahwa senyum itu memiliki harga yang lebih dari sejuta dollar dan senyum sangat mudah untuk menggambarkan kepribadian seseorang. Padahal tersenyum merupakan sesuatu yang sangat mudah dilakukan oleh siapapun. Tersenyum juga tidak memerlukan biaya yang sangat mahal. Tersenyum juga dapat dijadikan sesuatu yang istimewa.
Sebuah lagu mengingatkan kepada kita betapa pentingnya senyum. “Bila bebanmu terasa berat, bila langkahmu terlalu penat. Bila penyakit menyerang dikau, bila harapan itu tiada lagi, bila manusiakan mengecewakan, bila hidupmu sangat tertekan maka hadapilah dengan senyum. Sebab Tuhan adalah pembelamu, sebab Tuhan adalah Penolongmu dan jangan kau bimbang akan semuanya, hadapilah dengan senyum.”
Syair tersebut cukup bagus untuk kita renungkan. Tuhan sangat memberikan penghiburan di waktu kita menghadapi cobaan-cobaan hidup ini. Cobaan-cobaan tersebut harus kita hadapi dengan sentum. Senyum akan mampu meringankan penmderitaan yang kita hadapi.
Lewat syair tersebut juga mampu mengingatkan kita tentang suatu ungkapan yang sering kita dengarkan dalam kehidupan kita sehari-hari. “Orang yang banyak senyum maka akan awet muda.” Hal ini dapat kita kritisi bahwa senyum mampu meringankan cobaan-cobaan hidup ini. Senyum mampu memberikan penghiburan terhadap kita atas cobaan-cobaan hidup ini, sehingga penderitaan kita seolah akan berkurang. Penderitaan yang berkurang membuat diri kita lebih tenang menjalani hidup.
Kalau kita sering memberikan senyum kepada teman atau orang yang baru kita kenal, maka akan timbul rasa senang dan yakinlah bahwa kita akan disenangi mereka. Kita akan mempunyai banyak teman dan orang lain akan menghormati kita. Hal ini akan membuat kita merasa tidak dikucilkan.
Berbicara masalah senyum makan tidak akan lepas dari kelemah-lembutan. Karena itu lain senyum akan lain pula maknanya. Seorang siswa terlihat tersenyum ketika kawan-kawannya yang berada di depan papan pengumuman menanyakan apakah dia lulus ujian atau tidak. Senyuman tersebut oleh teman yang lain dapat ditangkap maknanya bahwa teman mereka itu lulus ujian.
Budi seorang pelajar naksir seorang gadis yang bernama Wati. Budi mengajak Wati untuk nonton. Wati tidak menjawab hanya melemparkan senyum yang manis karena malu dengan teman-temannya. Budi tanggap bahwa senyum yang dilemparkan Wati ini menunjukkan , Wati menyetujui ajakan Budi untuk nonton.
Seorang teman baru saja keluar dari kamar ICU Rumah Sakit, saya bertanya “Bagaimana keadaan sakit kakekmu?” Bibir teman tersebut hanya tersenyum sedikit dan matanya sayup memandangiku. Air matanya mulai membasahi pipinya. Senyuman yang dilemparkan teman tersebut dapat diduga bahwa kakeknya telah meninggal dunia.
Beberapa waktu yang lalu ketika aku tiba di terminal dan melihat seorang wanita yang berkain kumal sedang membaca Koran dengan tulisan terbalik. Kemudian dia melemparkan senyum kepadaku dan melihatku. Menghadapi hal tersebut saya harus berhati-hati. Sebab orang yang saya hadapi ini adalah orang yang kurang ingatan atau abnormal.
Senyum pada dasarnya banyak manfaatnya dan arti senyum tersebut dapat kita lihat melalui ekspresi dan keadaan orang yang melemparkan senyum.
*) Guru SMA Pangudi Luhur “St Louis IX” Sedayu
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@