Kamis, 09 Desember 2010

FOTO MERAPI

ANTOLOGI PAYUNG

Ketika Payung Kehilangan Fungsi

Engkau tak lagi sanggup memanyungi

Jiwa-jiwa yang basah ini

Dari derasnya air kedengkian

Engkau tak lagi sanggup memayungi

Jiwa-jiwa yang kering ini

Dari panasnya dosa-dosa

Engkau hanya menjadi pemanis

Di ruang-ruang keserakahan

Di ruang-ruang kesombongan

Di ruang-ruang kemunafikan

Payung yang tak layak sebagai payung

Payung yang hanya sebuah nama

Payung yang lepas dari fungsinya

Payung yang hanya tinggal sebuah nama

(Ag. Budi Susanto, Januari 2010)

Ketika Payung dicampakan

Engkau tergelatak ……..

Di depan pintu

Bercampur sandal-sendal

Engkau terinjak-injak

Engkau terludai

Engkau teraniaya

Payung yang rusak

Payung yang kotor

Payung yang berubah

Sebagai sampah

Daunmu yang ternoda

Jerujimu yang terputus

Membuat engkau tak sanggup berkibar

Di antara payung-payung dunia

Engkau harus sadar kesombonganmu

Engkau harus bangkit dari kesakitanmu

Engkau harus bersemangat kondisimu

(Ag. Budi Suanto, Januari 2010)

Ketika Payung dihadapkan kepada Payung yang Maha Payung

Oh…….payung..

Mana kelantanganmu?

Mana keangkuhanmu?

Mana kebesaranmu?

Ya….sebuah payung dekil

Yang tampak dalam dirimu

Engkau tak sanggup berkata

Engkat tak sanggup bicara

Engkau tak sanggup bersapa

Daunmu yang layu

Daunmu yang suram

Daunmu yang kering

Membuat dirimu tak sedap dilihat

Ketika engkau dihadapankan dengan payung yang maha payung

(Ag. Budi Susanto, Februari 2010)

Ketika Payung Menjadi Bijaksana Kembali

Daunmu yang cerah

Daunmu yang bersolek

Daunmu yang tenang

Membuat jiwa-jiwa nyaman

Engkau kembali mampu menjadi pelindung

Ketika hujan membahasi dunia

Ketika matahari menyengat kulit

Engkau sungguh berubah

Engkau kembali pada fungsimu

Engkau kembali bersinar

Payung kembalilah…….

Menjadi payung yang bijaksana

(Ag. Budi Susanto, Februari 2010)

Mendidik: Gampang-gampang Susah

Mendidik : Gampang-gampang Susah

MENDIDIK pada dasarnya tidak hanya sekedar mengkomunikasikan fakta, gagasan dan pengetahuan. Mendidik adalah juga suatu proses untuk membantu menumbuhkembangkan pribadi anak didik.

Namun,untuk mewujudkan seorang pendidik yang mampu melakukan pekerjaan besar itu diperlukan suatu proses yang cukup lama. Sebab mereka harus mengeyam pendidikan khusus, yang mendidik mereka menjadi seorang pendidik yang efektif. Hal ini misalnya dapat ditempuh dengan sekolah kependidikan.

Kenyataan yang kita jumpai sekarang ini sungguh berlainan. Beberapa kasus dalam penerimaan guru, baik sekolah swasta maupun negeri menjadi salah satu bukti. Kebanyakan mereka menerima guru dengan status bukan lulusan kependidikan.

Memang kebanyakan dari mereka sudah menempuh Akta IV sebagai syarat menjadi seorang guru. Sebuah pertanyaan bisa kita ajukan untuk mengkritisi hal tersebut, Apakah mereka betul-betul siap menjadi seorang pendidik yang tidak hanya bertugas mengajar? Pertanyaan ini terlontar juga dengan dasar latar belakang mereka sejak awal dalam perkuliahan tidakdipersiapkan menjadi pendidik, atau dari awal mereka tidak mempunyai motivasi menjadi seorang pendidik.

Sebagian mereka masuk dalam dunia pendidikan dengan alasan yang kurang enak didengar, mentok mencari pekerjaan akhirnya lari masuk ke dunia pendidikan. Akhir-akhir ini munculnya sertifikasi guru, nampaknya sebagai salah satu yang memotivasi mereka juga lari ke dunia pendidikan. Namun juga tentunya pasti ada yang memang terpanggil dalam dunia pendidikan tanpa alasan tersebut.

Seorang guru yang juga pendidik pada dasarnya tidak hanya bisa dipersiapkan dalam waktu singkat. Misalnya mereka mengambil program AKTA IV dalam waktu satu tahun atau dua semester. Apakah cukup dengan waktu dua semester mempersiapkan menjadi guru yang sekaligus pendidik juga? Kalau memang begitu sungguh luar biasa proses yang secepat itu. Proses yang singkat tersebut tentunya hanya mampu mendapatkan sekedar teori tentang kependidikan saja.

Terlepas dari uraian di atas, kita tentu tahu bahwa langkah awal yang dapat dilakukan untuk membantu menumbuhkembangkan anak didik adalah dengan mengenal pribadi masing-masing anak didik. Memang hal ini terkesan sepele dan mudah untuk dilakukan. Namun harus kita ingat, dari sinilah awal pendekatan pendidik terhadap anak didik dalam rangka supaya proses pendidikan dapat berlangsung dengan baik.

Karena itu, pendidik harus melakukan kontak dengan anak didik, baik secara formal maupun informal. Pendekatan semacam ini tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga dedikasi dan totalitas pendidik cukup tertantang.

Dengan mengenal pribadi anak didik akan tercipta kondisi pengajaran yang kondusif. Kondisi ini mendorong anak didik semakin dekat dengan kita selaku pendidik. Mereka tidak lagi menganggap kita sebagai guru yang menakutkan, guru yang menyulitkan, dan sebutan lain yang kurang baik di mata anak didik.

Namun untuk menumbuhkembangkan anak didik dibutuhkan juga penanaman sikap. Salah satu sikap itu adalah kejujuran. Sikap kejujuran merupakan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Ketika kita dapat menerapkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, maka kita dapat menerapkan mekanisme ”siap dan mau menerima sanksi” atas tindakan indispliner mereka.

Sebagai pendidik, kita memang harus tegas memberikan sanksi kepada anak didik yang melanggar. Ketika seorang anak didik menyontek saat ujian, tentu saja kita harus tegas dan jelas dalam memberikan sanksi. Hal ini kita lakukan agar mereka jera dan mampu meminimalisir yang lain agar tidak menyontek.

Kepedulian sosial juga harus kita tanamkan dalam diri anak didik agar mereka mempunyai kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya. Penanaman kepedulian sosial ini dapat dilakukan dengan live in . Yakni anak didik diajak untuk hidup bermasyarakat yang konkret, melihat dan merasakan sendiri dinamika hidup di masyarakat.

Harapanya agar mereka memiliki perhatian kepada kaum miskin dan marginal. Rasa kepedulian sosial yang sudah tertanam dalam dirinya dapat digunakan sebagai penunjang proses belajar mengajar.

Mengenai pribadi masing-masing anak didik, penanaman sikap dan menumbuhkan kepedulian sosial anak didik sesungguhnya merupakan upaya kita untuk menjadi pendidik yang efektif. Keefektifan ini akan membantu anak didik tumbuh dan berkembang kepribadiaannya. Akhirnya, kepribadian merekapun semakin matang.

(Dimuat Bernas: Senin 13 Oktober 2003)

Sabtu, 20 Februari 2010

Warta

Selembar Dwi Mingguan PLS/24/08/09 Edisi XIV
*** PLuS POS ***
(Nyata, Tangguh, Terpercaya)
SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU (0274)7494179


PINTU REDAKSI
Hai apa kabar semua? PLuS POS kembali hadir di hadapan temen-temen semua dan tentunya bapak-ibu guru dan karyawan.
Untuk Edisi pertama dan kedua tahun ajaran ini PLuS POS masih dipegang anak-anak jurnalistik kelas XII. Untuk edisi berikutnya akan dipegang anak-anak jurnalistik utamanya kelas X dan XI.
Edisi berikutnya kami minta dukungan temen-temen untuk mengirimkan sepenggal tulisan untuk PLuS POS, dukungan lain kami mohon temen-temen dapat menyisihkan sedikit uang jajan untuk membantu ongkos cetak PLuS POS.

HARUS TAHU
Lapangan volley (pasir dan rumput) sekolah kita sementara ini hilang, berubah menjadi sebuah bangunan yang cukup megah. Bangunan tersebut rencananya sebagai laboratorium Fisika, menambah laboratorium kimia dan biologi yang sudah ada. Labaoratorium ini untuk mendukung proses belajar mengajar khususnya pelajaran fisika. Semoga laboratorium ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Temen-temen udah belajar belum? Mulai Jumat tanggal 11 sampai 17 September sekolah kita mengadakan Ulangan Tengah Semester Ganjil. Ayo buruan kita belajar!!! (Amel)

SIAPA SIH
Temen-temen tentunya udah tau bahwa ada wajah baru di kantor guru SMA kita. Berbeda dengan edisi kemarin, kali ini PLuS POS menampilkan Bapak Paulus Cahyo Eko Wandono, S.T. yang akrab dipanggil Pak Cahyo.
Yups… beliau adalah guru yang mengampu pelajaran TIK. Guru muda kelahiran Yogyakarta, 30 Agustus 1977 ini mengakui kesan pertamanya pada sekolah ini, teduh karena banyak pohon di lingkungan sekolah. Bila ditanya tentang suka duka, sukanya adalah semua warga sekolah baik-baik dan menyenangkan. Sedangkan dukanya adalah kalau ada murid yang ramai saat pelajaran atau yang keluar saat jam pelajaran tanpa izin, membuat jengkel.
Beliau berharap agar kita semua tidak menyia-nyiakan masa depan sehingga kita bisa menjadi orang yang berguna bagi keluarga, orang lain, dan bangsa. Tetep semangat dan sukses selalu, OK?! (Ike & Naomi)

INGET ATAU NGGAK ?
Senin-Selasa 24-25 Agustus kemarin diakreditasi. Bapak ibu guru cukup sibuk dengan kegiatan untuk menyiapkan akreditasi. Semoga hasil yang dicapai dapat maksimal dan sekolah kita semakin maju dan berkembang.
Di depan aula sekolah kita berderet majalah dinding karya kelas X, XI dan XII. Majalah dinding tersebut dibuat dalam rangka menyemarakkan Ulang Tahun Kemerdekaan Negara kita yang ke 64. Semoga melalui lomba madding ini dapat meningkatkan kecintaan kita terhadap budaya tulis menulis. (PLuS POS)

MENGAPA BEGINI BEGITU
Sekolah kita di setiap depan ruangan ada si Biru dan si Kuning. Apakah itu? Tempat sampah dari tong bekas yang dicat biru dan kuning. Tempat sampah organik dan non organik. Kok pengadaan tempat sampah baru sekarang?
Tempat sampah cukup bagus nampaknya sedikit sia-sia. Banyak sampah masih berserakan diberbagai tempat. Oh… mungkin kita belum terbiasa dengan tempat sampah yang ada! He.. …..
Selama bulan puasa ini jam pelajaran dikurangi 5 menit setiap jam pelajaran. Tapi kok kadang jam pergantian sering molor. Temen-temen sering juga setiap ganti pelajaran izin ke belakang molor juga. He…. Enak kali molor ..!! (Windri)

IPTEK
HTML (Hyper Text Markup Language) digunakan untuk membuat dokumen yang bisa diakses melalui web. Keuntungan dari HTML adalah bisa untuk membuat blog, urusan bisnis, untuk iklan, “online” dan lain-lain (praktis)
Kita harus menyesuaikan diri dengan adanya kecanggihan teknologi pada masa kini. Bila kita tidak bisa menyesuaikannya, kapan kita bisa maju? Tapi kita juga harus hati-hati penggunaannya. (Ike-Naomi-Amel)

HUMOR
Kejadian ini saat kami retret di Syalom Ambarawa. Acara pagi itu adalah jalan-jalan pagi. Dengan didampingi oleh seorang bruder, kami jalan-jalan di sekitar rumah retret.
Untuk mengurangi rasa capek, kami ngobrol di sepanjang perjalanan. Tiba-tiba salah satu temen nyeletuk, “Wah baru jalan segini aja kakiku udah pegel-pegel semua.” Coba bayangkan kalau kita setiap hari naik turun gunung sambil membawa beban yang cukup berat?” Temenku yang lain nyeletuk Kalau orang gunung udah terbiasa maka tidak mudah capek. Makanya orang gunung itu biasanya kakinya besar-besar, karena sering berjalan naik turun gunung kayak gini.”
Saat itu bruder menanggapi obrolan kami, sambil tertawa bruder berkata “Lha ini kakiku besar-besar po? Saya kan asli gunung yaitu Boro. Kakiku nyatanya biasa-biasa saja, tho…..!!!” Temenku pun diam sambil tertawa menahan malu!!! Kacian…deh!! (Ike)

Crew:
Amel, Naomi, Ike,
Santa, Windri
Kami Ucapkan

Warta

Wokrshop Jurnalistik Tim Warta Paroki Klepu (imuat Praba Februari I 2010)


Sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme tulis menulis bagi anggota, Tim Warta Paroki Klepu mengadakan acara Workshop jurnalistik pada hari Kamis-Jumat 26-27/11/2009 di Aula SMP Budi Mulia Minggir. Peserta sekitar 15 orang dari 20 anggota Tim Warta Paroki Klepu.
Materi Pelatihan disampaikan oleh anggota Tim Warta Paroki Klepu yang memiliki beberapa pengalaman dalam bidangnya. Session I Menulis Opini Oleh Ag. Budi Susanto, S.Pd. (Guru yang senang menulis), Sesion II Editing oleh Ign. Adjie R.P. (Mantap Wartawan, Pembimbing Majalah Sekolah dan Editor Majalah), Sesion III Wawancara dan Penulisan Berita oleh C. Binarsih ( Wartawan Bernas Yogya). Tiga materi tersebut disampaikan pada hari pertama.
Sedangkan hari kedua lebih berupa sharing dari para anggota Tim Warta Paroki. Materi tersebut adalah Menentukan Tema oleh Leornadus Budi Setiawan, Menulis Rohani oleh Agung Widodo dan P Agung Santoso, Wawasan Paroki Klepu oleh Y. Sumardi dan Serba-serbi mengelola warta paroki leh Riyan Wahyudi. Semua pemateri pada hari pertama dan hari kedua adalah anggota Tim Warta Paroki Klepu. Tim Warta Paroki Klepu ini tidak terbatas dari para mahasiswa, namun beberapa dari mereka adalah penulis lepas, wartawan, editor majalah, guru, dan profesi lainnya.
Pada kesempatan itu Rm F.X. Murdisusanto, Pr selaku romo Paroki KLepu berkenan hadir dalam acara tersebut. Beliau memberikan penguatan kepada para anggota Tim Warta Paroki. Harapan kedepan agar Tim warta paroki selalu mengadakan pembenahan agar warta paroki betul-betul menjadi pewarta kabar gembira kepada seluruh umat Paroki Klepu.
Workshop ini diadakan juga dalam rangka menyambut ulang tahun Warta Paroki yang pertama tepatnya bulan Januari. Diakhir kegiatan ini ditutup dengan membuat perencanaan kedepan untuk Warta Paroki Klepu. Sebagai bentuk perencana ke depan Warta Paroki Klepu antara lain Penambahan rubrik Kewiraswastaan seperti yang sedang digalakan di Paroki Klepu, Penambahan Rubrik Rohani, Penambahan Rubrik Hiburan atau fiksi.
Perencanaan di tahun 2010, warta Paroki Klepu akan mengadakan lomba penulisan bagi para pembaca, mencetak wartawan-wartawan kecil dan mengadakan kegiatan rutin untuk mengkritisi masalah-masalah actual. Hal ini sebagai upaya untuk mempertajam wawasan para anggota Tim Warta Paroki dalam mengungkapkan ide. Proficiat !!!!!

(Ag. Budi S)

Warta

Selembar Dwi Mingguan PLS/24/08/09 Edisi XIII
*** PLuS POS ***
(Nyata, Tangguh, Terpercaya)
SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU (0274)7494179

PINTU REDAKSI
Hai apa kabar semua? PLuS POS comeback nih!! Tentu aja dengan berita-berita yang seru di sekolah kita ini.
Udah pada tahu kan seragam baru yang menambah warna sekolah kita, namun kenapa hanya diberlakukan untuk kelas X ya?
Memperingati hari kemerdekaan, sekolah kita semakin merdeka dengan bertambahnya prestasi yang kita raih, apa saja itu? Lalu siapakah wajah baru yang meramaikan ruang guru di sekolah kita ini? Mau tahu semuanya? Makanya jangan sampai ketinggalan untuk membaca PLuS POS edisi ini. Selamat membaca!!! (Santa)

HARUS TAHU
Sebulan terakhir ini konsentrasi warga SMA PL Sedayu terutama guru-guru dan karyawan sedang terfokus pada suatu hal yang akan menentukan eksistensi setelah sekolah yaitu akreditasi.
Warga SMA PL Sedayu pun rela berlama-lama tinggal di sekolah, untuk mempersiapkan segala sesuatunya agar di saat penilaian dapat berlangsung dengan baik dan mendapat hasil yang memuaskan. Agar kelak sekolah kita ini dapat lebih eksis, berkembang dan lebih bermutu. Good Luck!!! (Amel)

SIAPA SIH
Temen-temen, di tahun ajaran yang baru ini, tentunya kalian semua udah tahu bahwa ada beberapa wajah baru yang menambah deretan staf pengajar di SMA kita. Salah satunya adalah ibu Lisna Indrawati, S.PSi yang mengampu pelajaran BK.
Setelah beberapa waktu ruang BK kita VOCCUM dan kemudian dipegang oleh suster Elisa untuk sementara. Para siswa yang ingin berkonsultasi dapat langsung menemui bu Lisna.
Guru muda kelahiran Purworejo 29 Februari 1984 ini mengakui kesan pertamanya pada sekolah ini menyenangkan, baik situasi, lingkungan maupub siswa-siswinya. Beliau berharap semoga siswa-siswi dapat berkembang secara pribadi maupun mental menjadi pribadi yang mandiri, dewasa dan bertanggungjawab. Sebagai siswa marilah kita bersama-sama mewujudkan harapan berliau!! Okeii… (Santa- Naomi)

INGET ATAU NGGAK ?
Eh temen-temen inget atau nggak? Kemarin tanggal 15 Agustus 2009, sekolah kita telah mengirim beberapa pasukan tontinya yang diwakili kelas X dan kelas XI, untuk mengikuti Lomba Gerak jalan se-Kecamatan Sedayu yang diselenggarakan di Lapangan Argodadi Sedayu Bantul. Mereka dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok putra dan putri.
Akhirnya kerja keras mereka selama beberapa hari latihan, telah membuahkan hasil yang memuaskan yaitu berhasil menggondol 2 buah tropi. Masing-masing mendapat juara pertama.
Proficiat!!! (Naomi)

MENGAPA BEGINI BEGITU
Semua pasti tau apa yang membedakan tahun ajaran sekarang dengan yang kemarin mengenai seragam. Yups..! Kelas X dengan batik pada hari Rabu Kamis cukup membedakan dengan kelas XI dan XII. Kenapa kelas X harus berpakaian batik?
Temen-temen sekolah kita setiap hari Sabtu menerapkan seragam bebas. Namun kadangkala sebagian temen-temen mengartikan lain. Bebas dengan pakaian yang beberapa nampaknya kurang sopan. Bagaimana kalau kita coba berpakaian yang lebih pantas dan sopan?
Sekolah kita tempat belajar cukup nyaman, udara yang belum tercemar polusi dan rindangnya pepohonan yang ada. Hal ini membuat temen-temen betah di sekolah. Semoga
kita betah karena belajar bukan yang lainnya.he….he…. (Windri)

IPTEK
Face Book akhir-akhir ini cukup ngetren. Aka itu Face Book? Tentunya kalian sudah sering mendengar kata itu… Yap… Face Book merupakan sarana menambah teman melalui jaringan internet. Namun banyak juga yang menggunakannya untuk urusan bisnis, karena Face Book tidak hanya booming di kalangan anak muda tetapi segala umur. Wah, kalau gitu jangan sampai ketinggalan tuh!!! (Santa)

HUMOR
Beberapa waktu lalu aku dan temanku membaca Koran. Kami disuruh pak Pur memberitahukan kepada bu Sri kalau ditunggu suaminya di depan sekolah.
Akupun langsung mengetuk pintu, tetapi kebetulan bu Sri juga sedang berjalan menuju pintu, lalu berkata kepada Bu Sri, “Maaf bu, ibu ditunggu oleh suami ibu di depan sekolah!” Dengan agak kaget Bu Sri menjawab, “Lha ini suami saya!” (Sambil tertawa dan menuju suaminya yang tadi berdiri di balik pintu yang tertutup kepadaku).
Setelah itu aku dan temanku langsung meninggalkan ruang guru sambil menahan malu. (Ike)

Crew:

Amel, Naomi, Ike,
Santa, Windri

Jumat, 29 Januari 2010

Pendidikan Kita "Ternoda"

Dimuat dalam Majalah PRABA Januari ke dua 2010)
Pendidikan Kita Ternoda

Oleh: Ag. Budi Susanto, S.Pd.
Berkali-kali pendidikan kita tercoreng oleh ulah oknum yang tidak bertanggungjawab. Mereka adalah siswa, guru maupun kepala sekolah. Ulah mereka baik disadari maupun tidak disadari sudah menodai dari tujuan pendidikan kita. Lalu bagaimana nasib pendidikan di negeri ini kalau perilaku mereka dibiarkan saja?
Beberapa waktu yang lalu sempat menjadi berita yang hangat terjadinya kekerasan fisik yang terjadi dalam dunia pendidikan. Kekerasan yang dilakukan oleh kakak kelas terhadap adik kelas, bahkan sampai ada yang meninggal dunia akibat kekerasan tersebut. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana fungsi guru sebagai pendamping atau pembimbing mereka? Apakah mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu dengan membiarkan peristiwa itu terjadi? Berbagai alasan muncul untuk menampik tindakan tersebut. Misalnya kegiatan tersebut untuk melatih kepemimpinan siswa, menanamkan kepercayaan diri dan lain sebagainya.
Berita yang cukup hangat pula yaitu terjadinya kecurangan dalam Ujian Nasional yang sampai melibatkan guru bahkan kepala sekolah. Di Jawa Timur sebuah sekolah seluruh siswanya tidak lulus Ujian Nasional, hal ini disebabkan adanya kunci yang beredar salah dan seluruh siswa terlanjur mengerjakan. Lalu siapa yang harus bertanggungjawab terhadap masalah tersebut? Bahkan di Bengkulu beberapa oknum Kepala Sekolah harus berususan dengan aparat karena terbukti membocorkan soal Ujian nasional. Munculnya kecurangan ini karena adanya ketakutan akan banyaknya siswa yang tidak lulus.
Sebagai guru yang mengajar dengan hati ketakutan ini tidak perlu muncul. Kita harus selalu optimis akan kemampuan para anak didik kita. Justru ketika anak didik kita lulus padahal kemampuan yang dimiliki kurang untuk bersaing di jenjang pendidikan yang lebih tinggi seolah menjerumuskan mereka. Namun tentunya kita selalu berharap bahwa anak didik kita lulus semua. Kekawatiran banyaknya siswa yang tidak lulus Ujian Nasional bagi guru terlebih pengelola sekolah wajar terjadi. Masyarakat memandang berkualitas tidaknya suatu sekolah hanya melihat dari jumlah kelulusan setiap tahunnya. Sekolah yang mampu meluluskn 100% dalan setiap tahunnya berarti sekolah tersebut dianggap bermutu atau sebaliknya kalau banyak yang tidak lulus berarti sekolah tersebut dianggap kurang bermutu.
Munculnya kecurangan ini justru dipupuk adanya imits masyarakat yang tidak 100 % benar. Maka imits ini harus diubah kualtitas suatu sekolah tidak selamanya tergantung dari jumlah kelulusan dalam Ujian Nasional. Kualitas suatu sekolah terlihat bagaimana lulusan yang dihasilkan mampu bersaing dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bersaing dalam dunia kerja. Lu;lus 100% tetapi banyak lulusan yang menganggur dan ketika menempuh jenjang pendidikan di atasnya kurang bisa bersaing, apakah sekolah tersebut layak disebut sekolah yang berkualitas?
Noda yang cukup memilukan dalam dunia pendidikan kita khususnya yang melibat oknum guru dengan tindakan asusila. Seorang oknum kepala sekolah melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap beberapa siswanya yang belum lama ini terjadi di salah satu sekolah di Yogyakarta. Pemerintah sudah cukup tegas bertindak dengan memberhentikan dari jabatan kepala sekolah dan mengantorkannya. Rasa perikemanusiaan nampaknya masih ada, ia tidak diberhentikan dari pekerjaan.
Beberapa hari terakhir ini Kedaulatan Rakyat memberitakan adanya indikasi kecurangan yang dilakukan beberapa oknum pengawas dalam penyusunan portofolio untuk sertifikasi pengawas. Mereka dianggap sebagai plagiat dalam penyusunan dokumen portofolio. Banyak portofolio yang dibuat dengan pola yang sama baik bahasa maupun programnya sama. Hal ini menimbulkan kecurigaan dari asesor sehingga banyak yang gagal karena portofolio.
Ketua PGRI DIY Ahmad Zainal Fanoni MA dalam KR 29/9 2009 mengharapkan asesor segera menyelesaikan masalah ini dengan melakukan pembinaan sehingga mereka layak untuk di sebaut pengawas yang professional. Ia menambahkan diskualifikasi bukanlah solusi yang terbaik dalam penyelesaiannya sertifikasi bagi pengawa. Hal ini akan berefek kurang baik dalam dunia pendidikan kita.
Ulah dari beberapa oknum yang diindikasi melakukan kecurangan ini cukup kita sayangkan. Pengawas merupakan sosok yang menjadi panutan kita sebagai guru, karena mereka adalah orang-orang yang cukup senior. Berlatar belakang sebagai kepala sekolah dan akhirnya meningkat menjadi pengawas, kenapa hal ini dapat terjadi? Siapa yang harus bertanggungjawab? Kalau mereka terbukti sanksi apa yang harus diberikan kepada mereka?
Penulis hanya berharap semoga indikasi ini tidak benar. Kesamaan dalam pola dan program hanyalah kebetulan saja. Namun kalau benar-benar terjadi kita hanya segera berharap segera ada solusinya saja. Kepercayaan guru terhadap oknum tersebut tentunya dapat berkurang. Walaupun asesor memberikan solusi dengan pembinaann, tetapi kita sudah terlanjur menaruh rasa ketidakpercayaan ini sulit untuk dihilangkan. Bagaimana naasib pendidikan negeri ini jika hal tersebut terjadi?
PR bagi kita semua, bagi sekolah harus selalu menanamkan nilai-nilai hidup salah satunya nilai kejujuran bagi anak didiknya untuk selalu memegang kejujuran dalam setiap gerak kehidupannya. Perekrutan guru harus selalu memegang teguh pada prinsip profesionalitas bukan adanya unsur kekeluargaan. Hal ini berlaku bagi sekolah negeri maupun sekolah yayasan. Tanpa berpegang ini maka kualitas pendidikan kita semakin terpuruk.
Demikian juga untuk penunjukkan pengawas tidak hanya tergantung pada senioritas saja, tetapi betul-betul memperhatikan profesionalitas. Hal ini kalau sungguh diterapkan maka perilaku yang mengarah kecurangan tidak akan terjadi.. Semoga !!!
@@@@@@@@
Ag. Budi Susanto, S.Pd.
+) Guru SMA Pangudi Luhur Sedayu

Sabtu, 16 Januari 2010

OPINI (Dimuat di Majalah Yayasan Pangudi Luhur "BIANGLALA" Edisi Januari 2010)
MEMBANGUN JEJARING DENGAN MEDIA MASSA

Oleh: Ag. Budi Susanto, S.Pd.
Kepopuleran artis tak luput peran dari media baik media elektronik maupun media cetak. Kita sebagai awam mengenal artis-artis papan atas sebagaian besar melalui media massa. Tanpa peran media tersebut kita kurang mengenal kiprah para artis. Para artispun kurang popular dimana para penggemarnya.
Banyak tokoh semakin popular karena peran media massa. Misalnya para seniman, mereka akan mudah dikenal dan menjadi besar karena peran media massa. Kita mengenal sastrawan Seno Gumira Ajidarma disamping melalui karya-karya yang dibukukan juga melalui karya-karyanya yang dimuat di media.
Namun kepopuleran merekapun terkadang menjadi jatuh juga karena media massa. Berita yang miring sempat terekam oleh media massa akan cepat sekali tersebar ke pembaca. Hal ini akan berefek pada turunnya popularitas mereka. Untuk menjaga hal tersebut agar jangan sampai terjadi, mereka harus selalu menjaga imits yang terbaik dan selalu membangun jejaring dengan media massa.
Menghadapi persaingan yang cukup ketat dalam dunia pendidikan sekolah-sekolah kita harus selalu berupaya untuk selalu membangun relasi dengan berbagai pihak. Membangun relasi dengan para alumni, orang tua siswa, sekolah-sekolah lain, lembaga lain baik swasta maupun pemerintah, masyarakat maupun tokoh-tokoh sekitar sekolah dan masih banyak lagi diantaranya dengan media massa. Kalau kita tidak mau membuka kerjasama yang baik kepada mereka, kelangsungan sekolah kita cukup diragukan. Jalinan relasi yang terbaik inilah sebagai modal awal menjaga kelangsungan sekolah-sekolah kita.
Media massa merupakan salah satu sarana yang paling efektif untuk membantu sekolah dalam upaya menjaga kelangsungan dan mengembangkan sekolah kita. Melalui media massa kita bisa menampilkan profil sekolah kita, prestasi sekolah kita dan karya anak-anak agar bisa diketaui para pembaca. Hal ini membuat sekolah kita semakin dikenal banyak orang. Hal ini sudah menjadi suatu bentuk promosi sekolah.
Melalui media massa ini bisa dijadikan sarana mengasah kreatifitas para siswa maupun guru. Mereka bisa mencoba mengirimkan karya tulis mereka untuk dipublikasikan melalui media massa. Hal tersebut jelas akan menguntungkan mereka sendiri maupun sekolah. Siswa maupun guru yang karyanya bisa dimuat tentunya akan mendapatkan imbalan/honor, di samping mereka kemampuannya akan semakin terasah untuk selalu berkarya. Nama sekolahpun bisa terangkat melalui karya-karya mereka yang dimuat di media.
Banyak media massa yang mencoba menawarkan untuk kerjasama dengan sekolah mengisi rubrik. Misalnya Kompas dengan KOLOM MUDA KOMPAS yang terbit setiap Jumat. Kolom ini diperuntukkan bagi para siswa. Kolom satu lembar yang mengisi satu sekolah setiap terbit. Hal ini dapat mengasah kemampuan siswa untuk menulis dan mampu menjadi sarana untuk mengenalkan keberadan dan kiprah sekolah kepada para pembaca Kompas se-Indonesia.
Guru-guru di sekolah-sekolah kita yang tulisannya bisa dimuat di media massa akan semakin mendukung keberadaan dan kelangsungan sekolah kita. Melalui tulisan ini penulis mengajak rekan-rekan guru untuk selalu mencoba dan mengirimkan tulisannya di media massa. Kita bisa mengsharingkan pengalaman mengajar kepada para pembaca. Pengalaman mengajar dan pendampingan kita kepada anak didik inilah menjadi bahan tulisan yang menarik. Penulis sangat yakin teman-teman guru di lingkungan yayasan Pangudi Luhur ini mampu menulis. Dengan munculnya tulisan-tulisan guru di media massa karya guru-guru Yayasan Pangudi Luhur akan membantu menjaga dan membesarkan sekolah masing-masing pada khususnya dan Yayasan Pangudi Luhur pada umunya.
Banyaknya tulisan guru yang menyangkut di media massa ini dapat membentuk imits kepada para pembaca bahwa guru-guru di Yayasan Pangudi Luhur cukup Profrsional. Guru-guru yang ada banyak yang kreatif. Tulisan-tulisan yang dimuat di media akan membantu kita dalam dalam uji sertifikasi guru melalui Penyusunan Portofolio. Penulis sudah merasakan manfaatnya, berkat tulisan-tulisannya di media mampu mendukung dalam penyusunan portofolio. Penulis dengan masa kerja 8 tahun dapat langsung lolos sertifikasi tanpa mengikuti diklat.
Untuk memotivasi para siswa agar mau menulis di media massa, penulis selalu memberikan motivasi dengan memberi nilai bonus Bahasa Indonesia bagi siswa yang tulisannya dimuat di media massa. Kita jangan menargetkan tulisan yang berat kepada para siswa. Misalnya pertama-tama dengan menulis dalam Pikiran Pembaca. Hal ini nampaknya cukup direspon oleh para siswa. Mereka selalu berusaha untuk mencoba menulis dan beberapa tulisan mereka ternyata bisa dimuat juga. Dimuatnya tulisan mereka mampu menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat dan tentunya nama sekolah akan semakin dikenal para pembaca. Penulis selalu menyarankan agar identitas siswa selalu dituliskan nama dan sekolah.
Karya siswa yang kerap muncul di media massa akan mampu mendukung kualitas sekolah. Sekolah akan cukup diperhitungkan oleh para calon siswa maupun orangtua siswa. Mereka memiliki anggapan bahwa pembelajaran di sekolah tersebut cukup berhasil. Siswa dibekali dengan ketrampilan untuk menunjang kehidupan kelak. Sekolah yang baik tentunya tidak hanya menonjolkan keunggulan akademik saja tetapi juga memberikan bekal dengan ketrampilan.
Sekolah juga bisa mengundang wartawan untuk memberikan pembekalan kepada para siswa maupun guru secara rutin. Upaya ini juga dapat dijadikan sarana untuk mengadakan jejaring dengan media massa. Hubungan sekolah dengan media akan semakin dekat dan mampu menjadi sarana mempromosikan sekolah. Kegiatan-kegiatann sekolah banyak yang dimuat media akan menjadi sarana paling efektif untuk promosi sekolah.
Upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk membangun jejaring dengan media massa dengan kerjasama mengisi rubrik, siswa menulis di media, guru menulis di media dan juga mengaundang pihak media untuk memberikan pembekalan kepada siswa maupun guru. Hal tersebut tentunya akan membantu mempromosikan sekolah dalam rangka menjaga kelangsungan dan mengembangkan sekolah kita. Semoga!!!

Ag. Budi Susanto, S.Pd.
Guru SMA Pangudi Luhur Sedayu